Bagaimana caranya menghentikan gosip?

Pernah aku ke pesta, dan besoknya beredar gosip aku berhubungan seks dengan salah satu cowok disana. Itu sama sekali tidak benar!” –Linda*

Kadang aku dengar gosip aku berpacaran dengan si anu, padahal kenal pun tidak! Banyak orang yang bergosip tidak mau repot-repot mengecek faktanya.” –Mikhael.

*Gara-gara gosip, hidupmu dapat lebih penuh intrik daripada film atau sinetron. Tanyalah Amelia yang berumur 19 tahun. “Aku terus jadi bulan-bulanan gosip,” katanya. “Aku dikabarkan hamil, dan melakukan aborsi, jadi pengedar, pembeli dan pemakai narkoba. Kenapa orang tega seperti itu mengenai aku? Sungguh, aku tidak habis pikir!“.
* Nama-nama dalam artikel ini telah diubah.

Gosip Canggih.

Dulu, sewaktu orang tuamu masih muda, gosip terbaru paling sering beredar dari mulut ke mulut. Tapi sekarang, gosip sudah canggih. Dengan e-mail dan pesan instan, orang yang berniat jahat dapat menodai reputasimu dengan tanpa mungucapkan sepatah katapun. Dengan beberapa ketikan saja, terkirimlah gosip keji kepada belasan orang yang sangat antusias menerimanya.

Ada yang mengatakan bahwa internet dengan cepat menggantikan telepon sebagai sarana favorit untuk bergosip. Bahkan ada situs web yang seluruhnya dirancang untuk mempermalukan orang. Yang lebih umum, blog-situs blog yang berisi jurnal-jurnal pribadi –sarat dengan gosip yang tidak akan pernah terucap dari mulut seseorang.

Gosip yang baik?

Apakah pernyataan berikut benar atau salah?

Gosip selalu jelek!  Vs Gosip ada yang baik?

Apa jawaban yang benar? Sesungguhnya, hal itu tergantung pada bagaimana kita mendefinisikan “gosip“. Jika kata itu sekedar  memaksudkan obrolan santai, kadang-kadang itu mungkin tidak ada salahnya. Bagaimanapun juga, Alkitab memberi tahu kita untuk “berminat pada kehidupan orang lain“. Namun, ini tidak berarti kita menjadi orang yang usil dengan masalah yang tidak ada hubungannya dengan kita. Lihat konteks ayatnya di bawah ini:

Filipi 2 : 4
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan keinginannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Namun, obrolan santai sering berisi informasi yang berguna, misalnya siapa yang akan menikah, yang baru punya bayi, dan yang perlu bantuan. Sebenarnya, kita tidak bisa mengatakan kita peduli terhadap orang lain jika kita tidak pernah membicarakan mereka.

Akan tetapi, obrolan santai dapat dengan mudah berbelok menjadi gosip yang berbahaya. Misalnya, komentar yang polos bahwa “Bob dan Susi pasti serasi kalau mereka berpacaran” mungkin di ulangi “Bob dan Susi sedang berpacaran” –padahal Bob dan Susi tidak punya perasaan apa-apa satu sama lain. Tapi, mungkin menurutmu, ‘Ini kan bukan problem serius’–kecuali, tentu saja, jika kamu adalah Bob dan Susi!

Yuli, 18 tahun, pernah jadi korban gosip semacam itu sehingga membuatnya sakit hati. “Aku marah sekali,” katanya, “dan itu membuatku sulit mempercayai orang lain“.”

Jane, 19 tahun, juga mengalami situasi serupa. “Akhirnya, aku menjauhi cowok itu, yang katanya jadi pacarku,” ujarnya, dan menambahkan, “Rasanya itu tidak adil, sebab tadinya kami berteman baik dan aku merasa bahwa kami seharusnya bisa mengobrol tanpa menimbulkan gosip.”

Jelaslah, gosip yang berbahaya bisa berdampak sangat negatif. Namun, banyak orang yang disakiti oleh kebiasaan ini akan langsung mengakui bahwa mereka pun sering ikut bergosip. Faktanya, jika ada komentar meremehkan yang sedang dibicarakan, kita bisa sangat tergoda untuk ikut nimbrung. Mengapa? “Itu semacam pelarian,” kata Ferry, 18 tahun. “Orang lebih suka menyoroti problem orang lain ketimbang problemnya sendiri.” Maka, apa yang dapat kamu lakukan seandainya obrolan yang netral berbelok menjadi gosip yang berbahaya?

Kemudi-kan obrolan dengan cermat!

Bayangkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk mengemudi dijalan raya yang padat. Diluar dugaan, suatu situasi bisa timbul yang mengharuskan kamu berganti jalur, mengalah, atau berhenti sama sekali. Jika kamu waspada dan mengutamakan keselamatan, kamu bisa melihat apa yang ada didepan lalu mengambil tindakan yang sesuai.

Demikian pula dengan obrolan. Biasanya kamu tahu jika pembicaraan mulai mengarah ke gosip yang berbahaya. Apabila hal itu terjadi, dapatkah kamu dengan terampil seolah-olah mengganti jalur? Jika tidak, waspadalah–gosip dapat merusak. “Aku mengatakan sesuatu yang kurang baik mengenai seorang cewek –bahwa dia gila cowok–dan itu sampai ke telinganya,” ujar Mikhael.
Aku tidak akan pernah lupa suaranya saat dia berbicara langsung kepadaku, betapa sakit hatinya atas komentarku yang ceroboh. Kami memang berbaikan, tapi aku masih merasa tidak enak karena tahu sudah menyakiti seseorang dengan cara begitu!” lanjutnya.

Memang, kita mungkin perlu memberanikan diri untuk mengerem obrolan yang mulai mengarah ke gosip. Tetapi, Cindy yang berumur 17 tahun menandaskan,”Kamu perlu berhati-hati dengan apa yang kamu katakan. Jika kamu belum mendengarnya dari sumber yang dapat dipercaya, kamu bisa menyebarkan dusta.”

Agar terhindar dari gosip yang berbahaya, ikutilah nasihat dari ayat-ayat Alkitab berikut:

Amsal Sulaiman 10: 19
“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”

Aplikasi ayat diatas: Semakin banyak kamu berbicara, semakin besar pula kemungkinan kamu mengatakan sesuatu yang belakangan kamu sesali. Pada akhirnya, lebih baik kamu dikenal sebagai pendengar yang kalem ketimbang orang yang suka omong besar!

Amsal Sulaiman 15 : 28
“Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal jahat.”

Aplikasi ayat diatas : Pikir dulu sebelum bicara !

Surat Efesus 4 ; 25
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, …”

Aplikasi ayat diatas: Sebelum menyampaikan informasi, pastikan dulu kebenarannya.

Injil Lukas 6 : 31
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”

Aplikasi ayat diatas: Sebelum menceritakan bahkan keterangan yang akurat mengenai seseorang, tanyalah dirimu, ‘Bagaimana perasaanku seandainya aku jadi dia dan seseorang membocorkan fakta ini mengenai diriku?”

Surat Roma 14 : 19
“Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun”

Aplikasi ayat diatas: Bahkan keterangan yang benar-pun dapat berbahaya jika isinya tidak membina.

Surat Tesalonika yang pertama 4 : 11
“Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu”

Aplikasi ayat diatas: Jangan sibuk dengan urusan orang lain. Ada banyak cara yang lebih baik untuk menggunakan waktumu.

Jika kamu-lah korbannya

Kamu mungkin setuju bahwa penting untuk mengendalikan lidah dan menahan diri agar tidak bergosip tentang orang lain. namun, jika kamulah yang digosipkan, kamu mungkin akan lebih serius memikirkannya.

Aku merasa tidak akan pernah punya teman lagi,” kata Yohana, 16 tahun, yang menjadi korban gosip yang keji. “Beberapa malam aku terus menangis sampai tertidur. Rasanya hancur sudah reputasiku!”

Apa yang kamu lakukan jika kamu menjadi korban gosip yang tidak beralasan?

  • Pertimbangkan penyebabnya. Cobalah pahami apa yang mendorong orang bergosip. Ada yang berbuat begitu untuk meraih popularitas, membuat mereka kelihatan tahu segalanya. “Mereka ingin orang lain menganggap dirinya keren hanya karena mereka bisa membicarakan orang lain.” kata Karina, 14 tahun. Kurang percaya diri dapat menyebabkan beberapa remaja meremehkan orang lain hanya supaya mereka merasa lebih baik. Renata, 17 tahun, menyebutkan alasan yang lain lagi. “Orang-orang merasa bosan,” katanya. “Mereka ingin menciptakan sensasi dan membuat hidup lebih menarik dengan memulai gosip.”
  • Kendalikan Emosimu. Orang yang terluka akibat gosip yang berbahaya dan tidak mengendalikan rasa malu dan marahnya serta bereaksi secara berlebihan sehingga belakangan menyesalinya. “Siapa yang lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.” kata Amsal 14 : 17. Meski ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, pada saat inlah kamu terutama harus menahan diri lebih daripada biasanya. Jika kamu dapat melakukannya, kamu tidak akan jatuh ke dalam jebakan yang sama dengan orang yang menggosipkan kamu.
  • Pahami niat yang sesungguhnya. Tanyalah dirimu, ‘Apakah aku yakin bahwa yang aku dengar itu memang mengenai diriku? Apakah itu gunjingan atau kesalahpahaman serius? apakah aku terlalu cepat tersinggung?”. Tentu saja, tidak alasan yang bisa membenarkan gosip yang berbahaya. Namun, reaksi yang berlebihan bisa menimbulkan kesan yang lebih buruk tentang dirimu ketimbang gosip tersebut. Karena itu, alangkah baiknya jika kamu mengikuti cara yang membantu Renata. “Aku biasanya sakit hati jika ada orang yang mengatakan sesuatu yang buruk mengenai aku, tapi aku coba untuk tidak terlalu ambil pusing,” katanya. “Alasannya, minggu depan mereka mungkin bakal membicarakan orang atau hal yang lain lagi.”*

[ *Dalam beberapa keadaan mungkin ada baiknya jika kamu mencari cara yang bijaksana untuk menemui langsung orangnya. namun, dalam banyak kasus, hal ini tidak perlu dilakukan, sebab “Kasih menutup banyak sekali dosa“.–1 Petrus 4:8]

Pertahanan Terbaik

Alkitab mengakui bahwa “kita seringkali tersandung“, dan menambahkan, “Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna.”

Yakobus 3 : 2,
“Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya”.

Jadi, tidaklah bijaksana jika kita selalu menanggapi dengan serius setiap omongan tentang diri kita. Pengkhotbah 7: 22 mengatakan, “Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah kerapkali mengutuki orang-orang lain“.

Sewaktu menjadi korban gosip yang berbahaya, pertahanan terbaik adalah tingkah lakumu yang baik. Yesus Kristus mengatakan, ” …Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya“, (matius 11 : 19). Jadi, cobalah untuk benar-benar bersikap ramah dan pengasih. Kamu mungkin tidak akan menyangka  betapa cepatnya hal itu dapat menghentikan gosip–atau, setidaknya kamu bisa lebih tahan menghadapi dampaknya.

Tag:

2 Tanggapan to “Bagaimana caranya menghentikan gosip?”

  1. gadis rantau Says:

    dan aku berterima kasih pada diriku yang selalu mampu mengendalikan diri saat bersantai ria dengan teman teman. aku dan sohib2ku lebih suka berdiskusi tentang jurnalisme dan hukum employment ordinance negara setempat. asumsiku tentang gosip tidaklah beda dengan pandangan masyarakat pd umumnya. begichu….

    and makasih atas kunjungannya ya?

  2. astuti hutagalung Says:

    wah gosip itu sebenarnya tidak baik. selain membuka aib orang kita juga bisa berdosa lho? tapi apa daya, kemaren saya putus dari pacar saya..akhirnya saya bergosip juga deh! sebenarnya pengentau aja dia itu sebenarnya kenapa?hanya ada pertanyaan WHY!!!

    mau tidak mau saya harus bergosip dengan sohib2 aku deh..tapi yang ada hanya pikiran negatif doang. dan sampai sekarang jadi saling benci deh. sedih juga sih? seharsnya kan tidak begitu.

    jadi sebisa mungkin hindarilah gosip..karena dengan bergosip dan orang yang kita gosipin tau kalau kita yang gosipin dia, wah..bisa2 beraba deh.

    ok segini dulu deh…gbu

Tinggalkan komentar